Over The Limit of Authority of The Constitutional Court In Resolving Disputes About The Results of The General Election
Keywords:
Constitutional Court, Authority, Dispute, Elections,Abstract
The limits of authority possessed by the Constitutional Court in deciding disputes regarding the results of general elections as stipulated in Article 24C paragraph (1) of the 1945 Constitution have given a narrow interpretation which is to assess the difference in the figures set by the KPU. The limited authority of the Constitutional Court has caused the decline in the quality of elections. The Constitutional Court does not dare to take on its broader authority even though its position as guardian of the constitution as well as the guardian of democracy. The wider authority of the Constitutional Court needs to be given that every election will always be followed by violations and fraud.
Downloads
References
Books
A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, (2006), Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, ICCE UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Bachtiar, (2015), Problematika Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi pada Pengujian UU terhadap UUD, Raih Asa Sukses, Jakarta.
Butt, Simon. (2015), The Constitutional Court and Democracy In Indonesia, Koninklijke Brill NV, Leiden.
Fatkhurohman, et al, (2004), Memahami Keberadaan Mahkamah Konstitusi Di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Janedjri M. Gaffar, (2013), Politik Hukum Pemilu, Konstitusi Press, Jakarta.
Jimly Asshiddiqie, (2010), Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta.
M. Rusli Karim, (1991), Pemilu Demokratis Kompetitif, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta.
Maruarar Siahaan, (2006), Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Konstitusi Press, Jakarta.
Miriam Budiardjo, (2008), Dasar-dasar Ilmu Politik, edisi Revisi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Muktie Fadjar, (2003), Pemilu: Perselisihan Hasil Pemilu dan Demokrasi, Setara Press, Malang.
Ni’matul Huda, (2011), Dinamika Ketatanegaraan Indonesia dalam Putusan Mahkamah Konstitusi, FH UII Press, Yogyakarta.
Ramlan Surbakti, et-al. (2011), Penanganan Sengketa Pemilu, Kemitraan Partnership, Jakarta.
Ramlan Surbakti dalam Zainal Arifin Hoesein dan Rahman Yasin, (2015), Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Penguatan Konsep dan Penerapannya), LP2AB, Jakarta.
Sodikin, (2014), Hukum Pemilu, Pemilu Sebagai Praktik Ketatanegaraan, Gramata Publising, Bekasi.
Titik Triwulan Tutik, (2010), Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945, Kencana, Jakarta.
Journals and Other Scientific Reference
Firdaus, (2014), “Penyelesaian Sengketa Pemilu Sebagai Upaya Memulihkan Kepercayaan dan Memperkuat Legitimasi Pemerintahan Demokrasiâ€, Fiat Justicia Jurnal Ilmu Volume 8 Nomor 2 April-Juni.
Harry Setya Nugraha, (2015), “Redesain Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Penyelesaian Sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden di Indonesiaâ€, in Journal Hukum Ius Quia Iustum No. 3 Vol 22 Juli.
Muhammad Iwan Satriawan dan Mukhlis, (2018), “Memurnikan Mahkamah Konstitusiâ€, Jurnal Ilmiah “SASIâ€, Volume 24, Nomor 1 Januari – Juni.
Mudiyati Rahmatunnisa, (2017), “Mengapa Integrasi Pemilu Pentingâ€, in Journal of Bawaslu, Volume 3 Nomor 1.
Paragraph 3.27.10 Decision Number 1/PHPU. PRESS-XII/2014.
Refly Harun, (2014), “Rekontruksi Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Menangani Perselisihan Hasil Pemilu†Majalah Hukum, edisi No. 341.
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, (2010), Membangun Demokrasi Substansial Meneguhkan Integrasi Institusi: Refleksi Kinerja MK 2010-Proyeksi 2011, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.
Regulations
Law Number 24 of 2003 concerning the Constitutional Court as amended by Law Number 8 of 2011 concerning Amendments to the Constitutional Court (LNRI No. 70 of 2003 TLNRI Number 5226), then amended again by Law Number 4 of 2014 concerning Stipulation of Government Regulation in Lieu of Law Number 1 of 2013 concerning the Second Amendment to Law Number 24 of 2003 concerning the Constitutional Court to become a law.