THE EMPLOYMENT DISPUTE SETTLEMENT ACCORDING TO LAW NUMBER 43 OF 1999 ANALYZED FROM THE EMPLOYMENT AND ADMINISTRATIVE YUDICIAL SYSTEM

https://doi.org/10.12345/ius.v2i5.176

Authors

Abstract

This paper aims to look at the staffing dispute resolution pursuant to Act No. 43 of 1999 in terms of aspects of employment law and the system of Judicial Administration. Existence Personnel Advisory Board in the resolution of employment disputes,  competency State Administrative Court and State Administrative High Court in the resolution of employment disputes and the status of the decision. Personnel Advisory Board and the position of the State Administrative Court judgment in the resolution of employment disputes. Normative legal research,  analysis departs from the laws that describe the legal aspects related to the employment dispute resolution. Approach (statute approach),  a conceptual approach (conceptual approach),  approach the case (case approach). So that the position can be known BAPEK. Provide consideration to the president in the imposition of disciplinary punishment to the civil servants who are administratively BAPEK as body functioning decide administrative appeals filed by civil servants. Competence of the Administrative Court in the resolution of employment disputes,  receive examine and decide disputes unrelated personnel by imposing rules violations Servants Discipline,  and the dispute resolution employment appeal against the decision issued by the administrative court and BAPEK and Position decision BAPEK as Administrative Decision state that can be appealed to the judge’s decision Cosmos.
Keywords: Resolution,  Employment Disputes and Justice System Administrations.

Downloads

Download data is not yet available.

References

A V Diecy, Introduction to the study of the law of the Constitution, Macmilland and Co, London, 1962, halaman 202-203.

Admosudirjo Prayudi, Hukum Administrasi Negara, Edisi revisi ilmu administrasi, Ghalia, Jakarta 1995 halaman 94.

F.P.C.L Tonnaer dalam Ridwan.HR. Hukum Administrasi Negara, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta 2006, halaman 100.

Harbet A. Simon, Prilaku Administrasi (Terjemahan), Bina Aksara, Jakarta, 1984 halaman 128.

Indroharto. Usaha Memahami Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara Buku II, Cet.9 (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005),

Kranenburg, Ilmu Negara Umum, Alih Bahasa Sabaroedin, (Pradya Paramita, Jakarta, 1975).

lndroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Buku I Beberapa Pengertian DasarHukum Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994. halaman 38.

Marbun SF dkk, Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, Cet II, UII Press, Yogyakarta 2001, halaman 7.

Mochtar Kusumaatmaja, Hukum dan Kekuasaan (Hukum dan sanksi), dalam Padjadijaran majalah ilmu hukum dan pengetahuan masyarakat journal of law and social science, (P.T. Alumni, Bandung, 1997, )

Nurhadiantomo dan Lance Castles, Birokrasi Kepemimpinan dan Revolusi Sosial di Indonesia, (Surakarta : Hapsara, 1983),

Philipus M. Hadjon et al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, cet.8, (Yogyakarta: Gadjah mada university Press, 2008) halaman 6.

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum : Pencarian, Pembebasan dan Pencerahan, (Program Doktor Universitas Diponegoro, Sema rang, 2003)

SF. Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, Cet.2, (Yogyakarta : liberty, 2003), Halaman 148. Asas-asas ini diambil dari bahan penataran Peradilan Administrasi Negara Agustus 1987 di Bandung yang disampaikan oleh Prof. Dr. Philipus M. Hadjon, S.H.

Sjachran B asah, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia, Cet.3 (Bandung : Alumni, 1997),

Syarifin Pipin dan Jubaedah, Pemerintahan Daerah di Indonesia, Pustaka Setia, Bandung 2005 halaman 88.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, UU No. 28, LN No. 28, LN No. 28 Tahun 1999, TLN. No. 3851, Pasl. 1, 2.

Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang perubahan Atas undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, UU No. 43, LN No. 28 tahun 1999, TLN. No. 3851, Pasal. 1. Ayat (1).

Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 Pasal 1 angka 10 menyatakan sengketa TUN adalah sengketa yang timbul dalam bidang TUN antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabata TUN baik di pusat maupun didaerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan TUN, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan. UU Nomor 43 Tahun 1999 Pasal 35 ayat (1) menyatakan bahwa sengketa kepegawaian diselesaikan melalui peradilan TUN.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 77)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 35).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 160).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1981 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 45).

Published

2014-08-20

How to Cite

Ihsan, L. (2014). THE EMPLOYMENT DISPUTE SETTLEMENT ACCORDING TO LAW NUMBER 43 OF 1999 ANALYZED FROM THE EMPLOYMENT AND ADMINISTRATIVE YUDICIAL SYSTEM. Jurnal IUS Kajian Hukum Dan Keadilan, 2(2). https://doi.org/10.12345/ius.v2i5.176